Link Download

Sabtu, 16 Februari 2013

Martabat Tujuh Syamsuddin

Adalah Syamsuddin Al-Sumtara-i (m. 1630) adalah pengikut ajaran Wahdatul Wujud Hamzah Fansuri. Syamsuddin enjadi mufti kerajaan Aceh Darussalam pada masa Iskandar Muda Mahkota Alam memerinta. Adalah martabat tujuh merupakan ajaran yang berasal dari Hamzah Fansuri yang membuat Hamzah memiliki ciri khas ajaran yang baru dari ajaran wahdatul wujud Ibn 'Arabi. Adapun ajaran tersebut diperjelas dan dimantapkan secara eksplisit oleh Syamsuddin. Dia menjadi pensyarah Hamzah Fansuri. Selain mensyarah martabat tujuh dari Hamzah, Syamsuddin juga mensyarah Rubai'yah Hamzah dan Syair Ikan Tongkol.
Karya tentang martabat tujuh ini berjudul Nur al-Daqaiq yang ditulis dalam bahasa Arab yang berisi hakikat ma'rifat. Pelajaran ini adalah khusus kepada hamba yang telah melalu berbagai tingkatan pengetahuan dan pengamalan dalam ajaran inti Islam. Adapun Martabat Tujuh adalah:

1. Martabat Adadiyah.
Martabat ini adalah Hakikat Dzat Allah. Hakikat ini disebut a'yah tsabithah. Dzat yang tidak dapat diketahui sesiapapun kecuali oleh DiriNya sendiri.
Adapun para filosof menggunakan argumen kontradiksi untuk mengkajiNya. Yakni menggunakan hal-hal selain dirinya untuk mengenal Dia.

2. Martabat Wahdah.
Martabat Wahdah adalah hakikat Nur Muhammad yang meripakan tajalli pertama dari Dzat yang menilik kepada DiriNya. Hakikat ini adalah Sifat Allah. Maka sifat Allah itu adalah hakikat Nur Muhammad. Hamzah mengatakan tentang Sifat Allah yakni DzatNya itu juga.

3. Martabat Wahidiyah.
Maka Martabat Wahidiyah adalah hakikat segala 'Asma Allah. Segala Nama itu dibagi Hamzah menjadi tujuh. Sejatinya Asma itu adalah Dzat juga. Tetapi karena Dzat itu sama sekali tidak mampu dikenal oleh segala manusia maka Dia mentajallikan DiriNya melalui Nama-namaNya supaya dapat akan Dia dikenal oleh hambaNya.

4. Martabat 'Alam Arwah.
Martabat Alam Arwah ya'ni martabat segala Ruh yakni seperti Jibril dan Mikail. Pada alam ini juga bermaqam Akal Aktif yakni Intelek dalam derajat tingginya. Realitas Eksternal juga adalah hakikat alal ini, yang bayangnya dikela oleh pikiran kita sebagai keragaman dan aneka warna, yang sejatiNya dia hanya bisa dilihat melalui pengalaman syuhud. Pada alam ini adalah hakikat segala nyawa daripada makhluk-makhluk Allah.

5. Martabat Alam Mitsal.
Martabat ini adalah hakikat alam segala gambar-gambar yang diproduksi oleh pikiran dalam fakultas imajinasi atau khayalinya. Alam inilah yang membuat lingkungan kita bisa memiliki bentuk segala macal hingga dianya dapat dikenal oleh akal.

6. Martabat Alam Ajsam.
Adapun alam Ajsam ya'ni alam jasad kasar yang karakteristiknya dapat dilihat dan diraba. Dianya memiliki bentuk, massa dan kedalaman yakni dimensinya tiga. Ini adalah hakikat segala benda yang memiliki posesi akan kita, dianya adalah alam aksiden yang memiliki sembilan karakter.

7. Martabat Alam Insan.
Martabat ini adalah hakikat segala manusia. Manusia adalah telah melakukan turun kepada tingkat alam terendah yakni mabda' ''Tsumma radadna hum asyfala safilin.''. Maka karja manusia yang patut adalah membersihkan diri dari segala hakikat alam ajsam dan alam mitsal supaya dia dapat naik kembali (ma'ad). Manusia harus melepaskan orientasi dan ketertarikan kepada materi (ajsam) dan menjaga diri supaya tidak menciptakan angan-angan (mitsal).
Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar